_____ Tarik nafas dulu… sejenak… Oke, jadi setelah berjeda sekian waktu dari postingan terakhir tentang perjalanan mendapatkan beasiswa Research Student MEXT G2G 2022, perjalananku masih panjang, sangat panjang. Kenapa? Karena setelah dinyatakan lulus, aku masih harus mempersiapkan banyak hal dan sama sekali tidak bisa berleha-leha (yah, ada sih dikit, main Pokemon UNITE haha). Setelah pengumuman lulus, aku diminta untuk memberikan pernyataan konfirmasi kepada kedutaan bahwa aku setuju dengan keputusan akhirnya. Selang beberapa hari, kedutaan kemudian mengirimkan email berisi undangan untuk masuk ke grup di salah satu media sosial untuk pemberitahuan lebih lanjut. Tak hanya rutin berkorespondensi dengan kedutaan, aku juga tetap harus tetap menjalin komunikasi dengan Sensei serta pihak kampus. Jadi, apa aja sih yang kulakukan?
1 . Mengirimkan Berkas Data Pribadi dan Berkas untuk Kelas Bahasa Jepang
_____ Hal ini mungkin akan berbeda di tiap kampus terkait kapan, bagaimana, dan apa yang dikirimkan, tapi poin utamanya adalah pihak kampus PASTI akan meminta calon mahasiswanya untuk mengirimkan berkas data pribadinya, seperti lembar paspor yang masih aktif, foto resmi (ga harus berjas, yang penting rapi dan sopan aja), dan lainnya. Oleh karena itu, pastikan sebelum batas waktu pengirimannya kita sudah memiliki paspor, baik itu paspor baru ataupun paspor lama yang belum kedaluarsa. Hal ini berkaitan dengan pembuatan kartu mahasiswa dan administrasi lainnya yang akan diurus oleh pihak kampus. Untuk foto sendiri, biasanya orang Jepang lebih suka foto dengan latar belakang putih (kayak foto mau melamar kerja), tapi ada baiknya ditanyakan terlebih dahulu boleh tidaknya menggunakan foto berlatar biru atau merah (yang banyak digunakan di Indonesia).
_____ Untuk kelas Bahasa Jepang, ini sifatnya tentatif sesuai dengan kesepakatan pendaftar dengan senseinya sebagaimana yang tertuang di LOA. Jika memang ingin mengambil kelas Bahasa Jepang saat tiba di kampus nanti, lebih baik dari awal sudah berkordinasi dengan senseinya untuk mencentang “perlu kelas Bahasa Jepang” atau mencentang “akan ditentukan kemudian” karena jika tidak, mau sambil nangis bombay pun kita tidak bisa mengubah hal itu di kemudian hari (berkaca dari seorang kenalan bernama mas H yang menyesal tidak mendapatkan kelas Bahasa Jepang ataupun status research student dan langsung masuk ke tingkat doktoral karena tidak ada diskusi mengenai hal ini dengan senseinya). Aku sendiri dicentang di kolom “akan ditentukan kemudian” oleh senseiku dan diperbolehkan mengambil kelas Bahasa Jepang. Asiik~
Kenapa penting banget mengambil kelas Bahasa Jepang?
Netizen
_____ Salah satu alasannya adalah untuk bisa berkomunikasi dalam Bahasa Jepang. Ini tentunya sangat penting buat yang belum bisa Bahasa Jepang sama sekali, jadi bisa belajar yah~~~ setidaknya dasar-dasarnya. Aku sendiri berharap dengan adanya kelas Bahasa Jepang ini bisa melatih kemampuan Bahasa Jepangku lebih lanjut sehingga bisa membaca tulisan (paper, jurnal, tesis, artikel, dll) dalam Bahasa Jepang dengan tokcer. Di Tohoku University sendiri ada 6 tingkat, level 1 yang paling gampang dan level 6 yang paling susah (ada level nyelip juga, misal 仮4, kari-4, yang berarti pra level 4). Setelah mengikuti placement test yang diadakan menggunakan TTBJ (Tsukuba Test Battery of Japanese, sistem pengerjaan dan penilaiannya beda jauh sama JLPT 😦 ), aku mendapat nilai kemampuan Bahasa Jepang 79/100 dan nilai kemampuan kanji 76/100 sehingga aku mendapat level 5, level kedua tertinggi. Entah ini rejeki atau cobaan, karena saat kulihat silabusnya, pelajarannya menarik sekaligus menantang (baca: susah) banget, yaitu Bahasa Jepang yg digunakan untuk bekerja dan akademik (terutama kelas menulisnya). Kenapa pake placement test nya Tsukuba? aku gak tau, tapi banyak universitas juga yang pake tes ini untuk placement test nya.
2. Mengirimkan Lembar Sumpah
_____ Mungkin ini terdengar aneh kalau dijadikan Bahasa Indonesia, tapi memang Bahasa Indonesia dari “Pledge” ya sumpah (walaupun tulisan Bahasa Jepangnya 契約書, keiyakusho, lembar kontrak). Jadi, kami (semua anak MEXT yang pascasarjana, gatau kalo yang lain), diminta untuk mengisi dan menandatangani lembar sumpah yang dikirimkan oleh kedutaan Jepang dari masing-masing negara. Jadi, kenapa sih harus ada lembar kontraknya segala? Ya tentu saja, adanya lembar kontrak tersebut bertujuan untuk menunjukan komitmen para penerima beasiswa untuk “bersikap manis”, belajar dengan baik, dan berkontribusi positif. Tentunya, kalau ada poin yang dilanggar, maka kita bisa saja mendapat surat cinta peringatan atau bahkan didepak dari beasiswa secara tidak terhormat. Mirip dengan kontrak kerja di kantor lah ya, cuma bedanya ini ranah akademik. Apa aja sih emang peraturannya? diantaranya 1) harus berkelakuan baik dan mentaati peraturan yang ada baik yang berlaku di kampus, masyarakat, maupun hukum; 2) DILARANG MENGAMBIL BEASISWA LAIN, kecuali dengan syarat tertentu seperti membutuhkan dana penelitian tambahan, 3) menjaga nama baik institusi, negara asal, dan Jepang; dll. Yah, terdengar cukup serius sih, cuma sebenarnya tidak perlu dirisaukan selama kita memang tidak berniat melanggar dan beraktivitas seperti biasa.
3. Pengarahan dari Kedutaan Jepang di Indonesia
_____ Pada pertengahan April lalu, pihak kedutaan mengadakan semacam seminar pengarahan untuk para awardee MEXT G2G 2022 terkait keberangkatan dan kedatangan di Jepang. Dari seminar tersebut, dijelaskanlah apa-apa saja yang perlu dipersiapkan saat membuat visa (MEXT visanya agak khusus, btw), apa-apa saja yang harus, boleh, dan dilarang dibawa ke Jepang, hingga garis besar apa yang perlu dilakukan selama karantina dan setelah karantina. Seminar diakhiri dengan cerita-cerita pengalaman dari 2 penerima MEXT G2G tahun 2021 yang sudah sampai Jepang. Kebetulan, salah satunya adalah Kak Andhika yang sedang menjalani masa research student menuju jenjang S2 di jurusan kesenian di Tohoku University (yeay, 1 kampus). Setelah seminar selesai, untuk mendapatkan informasi yang lebih, aku pun menghubungi kak Andhika lebih lanjut pasca seminar berhubung kakaknya sangat baik dan menjelaskan dengan cukup detail. Maaf ya kak, adik angkatannya bakal banyak nanya nih hehe~
5. Mengikuti sesi presentasi dari mahasiswa yang akan lulus
_____ Yang ini jelas bukan dari pihak MEXT ataupun kedutaan, melainkan dari internal kampus, bahkan departemen. Aku diajak oleh salah satu asisten profesor labku untuk menghadiri acara seminar yang dibawakan oleh para mahasiswa yang akan lulus, dengan kata lain, sidang. Waw, kenapa nih aku diundang? Jadi kata beliau, biar aku dapet gambarang penelitian kayak apa yang biasa dilakukan oleh orang orang. Karena ini yang presentasi adalah mahasiswa S2 dan S3 1 departemen yang berisi beberapa lab (termasuk labku), jadi bakal ada beberapa tema yang agak berbeda karena dibawakan oleh mahasiswa jurusan lain namun masih nyerempet. Daaaa~n, presentasinya semua disampaikan dalam Bahasa Jepang. Awhh…. semoga aku ga kelewatan apalagi sampe salah tangkep :(. Jadi, lolos seleksi beasiswa bukanlah akhir melainkan awal dari sebuah petualangan yang lebih besar. Dalam game, kita menyebutnya “misi setelah job upgrade”.
Penasaran dengan isi seminarnya? yuk baca postingan selanjutnya!
つづく~~>
Leave a Reply