Kids MEXT Door 7_Hai

_____ Setelah berlelah-lelah, “bertarung” pada tahap wawancara, mengemukakan isi pikiran dan menjawab pertanyaan yang diberikan, aku memiliki waktu 2 minggu hingga pengumumannya (terhitung dari aku wawanacara pada tanggal 12). Pada hari yang dinanti-nanti, aku “mantengin” email maupun website kedutaan setelah bangun tidur, setelah sarapan, setelah zuhur, hingga setelah ashar, namun pengumumannya belum kunjung terbit. “Waduh, apa mungkin diundur juga ya karena COVID?” pikirku. Tepat pada pukul 5 sore, pengumumannya akhirnya sampai juga, terkirim melalui email. Tertulis kata kata “Kami mengucapkan selamat bagi yang nomor pendaftarannya tercantum dalam daftar karena telah memasuki tahap Secondary Screening. Saat ini anda belum dinyatakan sebagai penerima beasiswa MEXT.” Gulp, waduh kok serem juga, jadi cenat-cenut pengen buka atau nggak. Ah sudahlah, mari kita hilangkan rasa penasaran ini dengan langsung membuka file terlampir dan hasilnya….. (sfx: drumroll)

Lembar terakhir booklet pengumuman tahap wawancara RS 2022, berikut sensor untuk melindungi privasi (source: kedutaan Jepang di Indonesia)

_____ Aku merasa senang sekaligus terharu karena nomorku terpampang di tabel tersebut. Begitu melihatnya, aku segera mengabari kedua orang tuaku. Aku ceritakan betapa riangnya diriku kepada mereka dan mereka pun sangat senang mendengarnya. Meskipun dihujani rasa gembira, desuai dengan yang tertulis, aku masih punya beberapa misi lagi untuk diselesaikan, yaitu mengikuti orientasi dari kedutaan dan SECONDARY SCREENING. Orientasi diadakan oleh kedutaan secara daring pada tanggal 30 Juli 2021. Terlebih dahulu, aku membalas email pengumumannya dengan konfirmasi kehadiran (INI WAJIB). Saat orientasi, aku dan 32 peserta lainnya mendapat pengarahan untuk prosedur dan ketentuan secondary screening.

_____ Berdasarkan pemaparan kedutaan, lolos tahap wawancara memang bukan menjadi jaminan lolos MEXT, namun kita sudah bisa sedikit menarik nafas karena setidaknya sudah menempuh 90% jalan (anxiety reduced by 1 log cycle, yay!). Tak hanya itu, berdasarkan pemaparan kedutaan, 33 peserta ini sudah tidak bersaing lagi untuk memperebutkan jatah beasiswa antar peserta, tapi tetap perlu bersaing dalam mendapatkan jatah LoPA (letter of Provisional Acceptance) kampus. Selain perkara status, kita juga dijelaskan bagaimana mengisi tiap form dengan baik dan benar agaar sesuai kaidah (sebagian telah kutulis di postingan sebelumnya). Yang perlu diperhatikan adalah kita mengirimkan berkas sebaik dan sejujur mungkin pada secondary screening. Kemudian, menunggu deh hingga saatnya pengumuman resmi dari MEXT, plus berdoa agar selalu diberikan kelancaran oleh Yang Maha Kuasa. Prosedur yang harus diikuti dengan berurutan adalah:

  1. Mengirimkan surat pernyataan lolos primary screening dan berkas primary screening yang telah dicap oleh kedutaan kepada international student division atau international office (IO) kampus yang dituju (DL: 27 Agustus 2021)
  2. Memperoleh LoPA dari kampus tersebut
  3. Mengisi berkas yang sama dengan saat primary screening
  4. Melakukan pemeriksaan kesehatann (MCU) di RS/klinik/laboratorium yang terakreditasi, sesuai dengan borang kesehatan yang diberikan oleh kedutaan
  5. Mengirimkan LoPA, berkas primary screening yang terkoreksi, dan berkas MCU kepada kedutaan (DL: 30 September 2021)
  6. Menunggu hingga tanggal pengumuman secondary screening

_____ Yang pertama adalah mengirim surat pernyataan lolos dan berkas yang sudah dicap. Untuk RS 2022, karena masih berselimut pandemi, jadi pengiriman dilakukan secara daring. Kedutaan mengirimkan berkas yang sudah dicapnya berikut surat pernyataan lolos primary screening melalui email berikut daftar email yang bisa dihubungi di tiap kampus untuk pengiriman berkas. Setelah menemukan email kampus tujuanku dalam daftar yang diberikan, langsung saja kukirim kedua berkas tersebut ke alamt email yang dituju. PERLU DIINGAT bahwa kita hanya bisa MENGIRIMKAN EMAIL KEPADA 2 KAMPUS BERBEDA DALAM 1 WAKTU. Kita tidak boleh mengirimkan ke kampus yang lain sampai salah satu dari kampus yang kita kirim memberikan jawaban penolakan. So, menentukan kampus pilihan secepat mungkin dan pilih yang secocok mungkin dengan topik riset serta jurusannya adalah koentji. Untuk kasusku, proses ini memakan waktu tak sampai 1 hari. Aku mengirim berkasnya pada tanggal 5 Agustus pagi hari (karena kedutaan baru mengirimkan berkas capnya pada 4 Agustus sore hari), siang harinya sudah mendapatkan approval dari pihak IO kampus, dan sore harinya sudah mendapatkan balasan dari bagian kemahasiswaan fakultasku. Meski responnya secepat kilat, tapi aku baru mendapatkan LoPA nya pada minggu pertama bulan September karena pada minggu ke 2-3 Agustus, kampus sedang libur musim panas. Tiap kampus memiliki temponya masing-masing, jadi harap sabar menunggu aja.

_____ Sambil menunggu LoPA jadi, berkas selanjutnya yang harus disiapkan adalah berkas yang sama dengan berkas saat primary screening, yakni biodata diri, rancangan penelitian, transkrip, ijazah, dll, Diharapkan mengirim yang sama sesuai dengan yang dikirimkan sebelumnya, dengan beberapa koreksi jika diperlukan, seperti kesalahan pengetikan, tata bahasa, ataupun penyebutan nama universitas. Ya, jika kita menyebutkan nama calon pembimbing atau universitas di berkas data diri ataupun rancangan penelitian, kita diminta untuk menghapusnya dan menggantinya agar tidak menyinggung kedua pihak tesebut. “Kan kalian belum tau bakal dapat di universitas pilihan kalian atau nggak. Kalian dapat dimananya baru ditentukan oleh MEXT berdasarkan LoPA yang kalian peroleh” papar orang kedutaan. Selain itu, lembar pemilihan kampusnya juga hanya bisa diisi 2, walaupun diberikan 3 kolom, dan itupun baru bisa diisi nanti setelah kita mendapat LoPA dari kampus. Waw, jadi harap harap cemas ya kalau tidak dapat LOA di kampus yang dituju padahal udah klop dengan senseinya, tapi kita ikutin ajah prosedurnya! Memang, pada fase ini status kita adalah mahasiswa yang mengambang, belum tau bakal dapat dimana, bahkan dapat beasiswanya aja masih belum tentu 100%.

_____ Oh iya, setelah bimbingan, sebelum forum ditutup, ada yang berinisiatif untuk membuat grup WA agar bisa saling bertukar informasi (sekaligus berbagi kegalauan berjamaah). Di grup ini, aku dan yang lainnya saling berbagi info mengenai pengisian berkas, pemeriksaan kesehatan, hingga pengumpulan dan seterusnya. Bicara soal pemeriksaan kesehatan, tentunya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Jadi, harus siap menggali dompet dalam-dalam untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti yang ada di gambar.

MCU nya harus CT scan banget?

Netizen sayang duid

_____ Gak gak, gak harus sampe segitunya (kecuali kalo mau, ya mbok silakan), maksudku gambar adalah gambar di bawah ini. Ini adalah lembar yang harus diisi oleh dokter yang memeriksa DENGAN BAHASA INGGRIS ATAU BAHASA JEPANG dan harus dibubuhkan cap RS/klinik/laboratorium yang memeriksa pada kolom pojok bawah kanan. Karena masih zaman-zamannya COVID-19, jadi pemeriksaan paru-paru sepertinya menjadi kebutuhan (sepenting itu hingga jadi judul postingan ini, 肺 hai, alias paru-paru). Untuk biayanya, aku sendiri merogoh kocek sebesar Rp 700.000-an untuk keseluruhan (pemeriksaan, biaya administrasi, dll) di Lab Klinik Westerindo. Teman-teman di grup mengatakan bahwa di RS/klinik/lab tempat mereka melakukan pemeriksaan ada yang sampai mengeluarkan uang sekitar Rp.900.000 bahkan lebih, jadi besarnya biaya sangat tergantung pada tempat pemeriksaan. Andai saja ada yang cuma Rp 500.000 atau bahkan kurang di daerah Jabodetabek, hmm…..

Lembar pemeriksaan kesehatan (source: kedutaan Jepang di Indonesia)

_____ Periksanya gimana aja? Yang pertama adalah pemeriksaan fisik (tinggi & berat badan, denyut, buta warna, dan kemampuan mendengar). Untuk daya lihat, formulir tersebut minta diisi dalam bentuk pemeriksaan visus, bukan minus-plus-silinder kayak di optik-optik kebanyakan. Untuk golongan darah, aku minta diperiksa lagi berikut rhesusnya walaupun sudah pernah dulu waktu TK (relain aja udah~ buat nambah pemeriksaan golongan darah). Kemudian untuk butir nomor 2, dokter diminta mengisi kondisi paru-paru berdasarkan hasil rontgen. Mungkin kenyataan ini agak kejam ya mengingat dunia sedang diterpa virus yang menyerang paru-paru. Oleh karena itu, bagi yang sudah pernah sembuh dari COVID-19, jangan berkecil hati karena boleh jadi paru-parunya sudah pulih kembali seperti sedia kala dan tidak memiliki tanda-tanda mencurigakan (berdasarkan cerita salah satu pendaftar MEXT RS 2022).

_____ Butir 3 hanya tinggal diisi apakah saat pemeriksaan menderita suatu penyakit atau tidak. Butir 4 diisi dengan tanda centang apabila memiliki riwayat penyakit sebagaimana yang disebutkan, berikut tanggal perawatannya. Apabila sama sekali tidak pernah menderita salah satu dari penyakit-penyakit tersebut, maka bisa langsung dicentang di kolom “None / 無し (nashi)” yang ada di bagian kiri bawah dan mengosongkan tabel di sebelah kanannya. Kemudan butir 5 pada bagian urinalisis diminta untuk menuliskan hasil pengujian glukosa, protein, dan darah dalam urin. Apabila negatif, bisa menuliskan negatif sedangkan jika positif, diharapkan menuliskan nominalnya. Setelah itu diminta juga untuk mengisi nominal pengujian anemia (darah) dan fungsi hati. Ini sih yang mungkin bikin agak was-was karena tidak semua orang pernah melakukan ini sebelumnya, baik pribadi maupun MCU yang diadakan oleh tempat kerja.

_____ Pada butir 6, pemeriksa diminta untuk menuliskan kesan terhadap hasil pemeriksaannya. Karena tidak ada hal yang menyimpang sama sekali dalam hasil pemeriksaannya (gula darah, tekanan, kondisi paru paru dan jantung serta lainnya normal), dokter menuliskan “Examination result is within the normal limit. Therefore, it shows that the applicant is healthy and suitable for studying abroad”. Tidak masalah kata-katanya mau bagaimana, yang penting sebisa mungkin menjelaskan kondisi pihak yang diperiksa dengan jujur. Dan butir nomor 7 dicentang YES apabila memang memenuhi syarat. Jangan lupa untuk meminta tanda tangan dokternya (kalo dilengkapi capnya juga lebih bagus), berikut alamat tempat pemeriksanya. Selain itu, jangan lupa untuk meminta RS/klinik/lab nya mengisi dan mencap sesuai dengan jumlah instruksinya (misal diminta 3 rangkap, ya minta isi 3x). Untuk lebih amannya, aku bahkan meminta mengisi 5 rangkap, dengan 3 lembarnya untuk dikumpulkan dan 2 nya kusimpan untuk arsip pribadi. Setelah hasil MCU nya keluar, aku segera menyiapkan amplop coklat lagi untuk pengiriman berkas secondary screening ke kedutaan.

Pemeriksaan fisik oleh dokter (source: Irasutoya)

Wah bagaimana tuh gabung ke komunitas global dan mencari part time nya? Terus, kira-kira bagaimana ya hasil LoPA nya? Apakah aku diterima secara sah oleh universitas tujuanku? Simak di postingan selanjutnya!

つづく~~>

*Gambar sampul oleh 三船たかし、 Irasutoya

One thought on “Kids MEXT Door 7_Hai

Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: