Kids MEXT Door 1_Kurage

_____ Pertama saat kali baca judulnya, hmmm… apakah ini postingan tentang serial kartun Codename: Kids Next Door yang sempat ada di Cartoon Network belasan tahun silam dengan salah satu tokoh utamanya Nigel “numbuh 1”? Haha, sayangnya tidak, mungkin hanya nyerempet aja namanya berhubung statusnya si anak memang masih di hadapan pintunya, belum sampai masuk. Dan inilah kisahnya ketika si anak menjalani masa-masa yang penuh ketegangan, dag-dig-dug, was-was, sekaligus gembira dan haru karena bisa mengikuti proses seleksi salah satu beasiswa yang cukup bergengsi dari negeri sakura, apalagi kalau bukan MEXT. MEXT sendiri adalah singkatan (*yang entah darimana huruf X nya) dari Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology atau dalam Bahasa Jepangnya (文部科学省, Monbukagakushō *sering disingkat Monkashō oleh orang Jepangnya).

Panjang yaa~ namanya XD

_____ Awalnya aku mulai tertarik untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut dari awal bulan April 2021 setelah kakak tingkatku dari jurusan sebelah di IPB, Bang Sutan (TMB 50), memberitahuku tentang beasiswa tersebut. Info singkat, bang Sutan ini memang salah satu kakak tingkatku di BEM Fakultas yang sangat concern terhadap hal hal akademis, mulai dari beasiswa hingga teknologi (terbukti dari startup bidang teknologi pertanian buatannya yang menyabet beberapa penghargaan nasional). Nah, sekarang bang Sutan sedang melanjutkan pendidikan S2 di Kyushu University dengan beasiswa ADB dan sudah menetap tinggal di sana sejak akhir Desember 2020, tepat sehari sebelum Jepang memberlakukan kebijakan penutupan border negara (水際対策, Mizugiwa Taisaku). Sambil melanjutkan studi S2 nya, tiap 2 minggu sekali kita melakukan video call untuk sekedar berkabar ria seputar anggotan BEM, IPB, Indonesia, dan Jepang, sekaligus menjadi medianya belajar Bahasa Jepang padaku. Naah, skip bagian itunya, setelah ia memberitahuku tentang beasiswa MEXT jalur Embassy Recomendation (atau biasa lebih akrab disebut MEXT G2G). Jika kita lihat, beasiswa MEXT memang memiliki banyak tipe, mulai dari beasiswa untuk Undergraduate, College of Technology, Specialized Training College, Teacher Training, Japanese Studies, dan yang paling relevan untukku, beasiswa Research Student U2U dan G2G (bisa baca lebih lanjut di tautan: https://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html ).

Bedanya apaan tuh U2U dan G2G ? Trus kok Research Student, bukan S2 atau gelar lainnya ?

Netizen kepo

_____ Singkatnya, U2U (University to University) adalah tipe beasiswa Research Student (RS) yang proses seleksinya dilakukan oleh antar kampus yang dituju. Misal, kampus X di Indonesia memiliki semacam MoU atau jalinan kerja sama dengan kampus Y di Jepang, jadi mahasiswa atau alumni kampus X bisa mengajukan diri untuk mengikuti seleksi masuk kampus Y di Jepang dengan mengikuti prosedur MEXT U2U, mulai dari “PDKT” dengan calon dosen pembimbing di kampus Y, mengirimkan berkas kepada calon dosen terkait untuk nanti “disidangkan” secara internal bersama pihak kampus di tingkat jurusan, fakultas, hingga universitas, dan baru kemudian diajukan kepada MEXT (tiap kampus bisa ada sedikit perbedaan, tapi secara garis besarnya sama). Biasanya, semakin besar universitas di Indonesianya dan semakin banyak relasi internasionalnya, maka kemungkinan memiliki MoU nya dengan 1 atau lebih kampus di Jepang akan semakin besar. Alhasil pilihan universitasnya yang bisa dilamar akan lebih lengkap.

_____ Berbeda dengan U2U, G2G (Government to Government) adalah jalur seleksi yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini dilakukan oleh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Pendaftar tidak harus berasal dari universitas ternama di Indonesia dan memiliki MoU, punya relasi dengan kampus di Jepang, ataupun melakukan “PDKT” dengan calon dosen di kampus tujuan di awal. Semua pendaftar diseleksi oleh kedutaan dengan status layaknya isi bensin “dimulai dari 0 ya pak/bu” karena pendaftar belum bisa memilih secara pasti untuk mendaftar di universitas mana-mana. Sisi baiknya adalah pendaftar dari universitas manapun dari Sabang sampai Merauke, negeri atau swasta, boleh saja mendaftar. Proses seleksi dimulai dengan mengirimkan berkas secara HARD COPY ke Kedutaan Besar Jepang di Indonesia (di sekitaran Budaran HI itu loh), kemudian dilanjutkan dengan ujian tertulis, dan wawancara. Setelah lolos tahap wawancara, pendaftar baru bisa memilih kampus tujuannya dan menyerahkan sisanya pada pihak kampus tujuan, pihak MEXT, dan Tuhan YME karena itu sudah sangat jauh di luar kendali pendaftar.

_____ Adapun untuk waktunya, seleksi MEXT U2U biasanya dibuka pada akhir tahun hingga awal tahun (menyesuaikan dengan kampus tujuan masing-masing bukanya kapan, HARUS RAJIN UPDATE !). Untuk MEXT G2G biasanya proses seleksi dibuka di pertengahan tahun, yaitu sekitar bulan April – Juni (akhir April – awal Mei untuk tahun 2021). Nah, pendaftar beasiswa MEXT manapun sejak pengisian formulir sudah diwanti-wanti JIKA INGIN MENERIMA BEASISWA MEXT HARUS BEBAS DARI BEASISWA MANAPUN karena tidak diperkenankan untuk menerima 2 atau lebih beasiswa sekaligus (pilih MEXT atau yang lain, gitu aja deh pokoknya !).

_____ Dari tadi bicara soal kewajiban mulu nih, apa sih emang spesialnya beasiswa MEXT? Wah, kalau menurut aku sih itu udah spesial komplit (*pake telur dan keju wkwk) banget. Dari awal pendaftaran, pendaftar tidak harus bisa Bahasa Jepang karena bisa melamar dengan sertifikat kemampuan Bahasa Inggris yang resmi. Fasilitas yang didapat antara lain biaya kuliah yang ditanggung sepenuhnya (alias ga bayar UKT), menerima uang saku per bulan sebanyak 143.000 – 145.000 Yen (sekitar 18 juta rupiah *kurs 1 yen = 130 rupiah), dapat tiket pulang-pergi ke Jepang, bebas biaya membuat visa, disediakan tempat tinggal juga (sebagian universitas), dan bebas ikatan dinas. Pembebasan biaya kuliah adalah tunjangan yang paling besar nominalnya karena kalau kalian tahu, UKT di Jepang itu mahal, pake banget lho (untuk Universitas Tsukuba, tempatku menghabiskan tahun terakhir sarjanaku yang notabene kampus negeri, UKT per semesternya aja udah sekitar 250.000 yen (sekitar 32 juta rupiah), gimana kalo swasta yang tentunya bisa 2, 3 kali lipatnya atau bahkan lebih.

Nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan?

_____ Nah sekian dulu untuk postingan kali ini yang membahas seputar beasiswa yang akan kudaftar. Aku sendiri mencoba mendaftar beasiswa MEXT G2G karena saat seleksi MEXT U2U dibuka, aku belum terpikirkan untuk melanjutkan kuliah. Maklum, saat itu aku masih merasa bimbang untuk melanjutkan studi, mentalku pun masih sangat lunak bagai ubur-ubur karena harus memikirkan antara tetap berkarir di tengah pandemi atau banting setir. Jadi menurutku, jika pembaca sudah memiliki pendirian yang mantap dan tertarik untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut, beasiswa yang satu ini boleh banget dicoba. Pembahasan mengenai pengalamanku mengikuti proses seleksi beasiswa MEXT G2G untuk yang pertama kalinya akan kubahas di postingan selanjutnya. Jadi, silakan membaca dari awal hingga akhir dengan berurutan ya!

Penafian: Aku membuat postingan ini sebagian besar berdasarkan pengalaman dan pendapatku pribadi (beberapa disertai dengan penjelasan dari kedutaan), jadi adanya perbedaan ketentuan dari yang kusebutkan sangatlah wajar mengingat ini adalah postingan yang merujuk pada seleksi beasiswa MEXT G2G untuk program RS 2022. Apabila ada hal yang ingin diketahui serta ingin mendapat jawaban yang lebih sah, valid, dan akurat, harap bertanya ke kedutaan (lebih meyakinkan lagi kalau bertanya ke MEXT nya langsung wkwk). Selain itu, postingan selanjutnya mungkin saja sangat panjang dan mengandung luapan emosi (baca: ngegas), jadi harap dibaca dengan penuh keteguhan hati ya!!!

つづく~~>

*Gambar sampul oleh 三船たかし、 Irasutoya

2 thoughts on “Kids MEXT Door 1_Kurage

Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: