Menulis CV ala Jepang

_____ Halo, mungkin bagi pembaca yang setia mengikuti konten webku mungkin ada yang bertanya ,”magang di Jepang gimana sih?” “bikin CV nya yang menarik gimana sih?”, terutama yang membaca beberapa postingan terakhir. Kalau boleh jujur, CV Jepang itu sebenarnya simpel, sangat simpel bahkan dari segi desain karena hanya berupa kotak-kotak polos dengan variasi yang tidak terlalu banyak. Kalaupun ada variasi, itu juga hanya soal tata letak, hingga ada dan tidaknya beberapa kolom (kolom motivasi, kolom waktu tempuh, dll). Maka dari itu, pembaca pun sebenarnya bisa loh membuat CV ala Jepang sendiri menggunakan MS. Excel atau aplikasi sejenis untuk melamar kerja di Jepang. Tidak perlu banyak desain warna-warni, gambar ini dan itu, cukup kotak bergaris hitam dengan halaman yang sebagian besar putih yang selanjutnya akan diisi baik dengan diketik atau tulis tangan. Jadi gak galau deh mau pake font apa, warnanya udah matching apa belom, desainnya udah pas apa belom~

CV ala Jepang (source: Irasutoya)

Hah hitam putih banget? Polos dong

Netizen

_____ Yes, betul sekali. Warna selain hitam dan putih yang bisa ditemukan pada CV Jepang adalah wajah kita sendiri berikut dasi atau kemeja yang kita gunakan dalam foto, sisanya ya~ blanc et noir. Kenapa harus demikian sih templatenya, nggak bosen apa? Aku pun juga sempat bertanya-tanya demikian, hingga akhirnya menemukan jawaban dari beberapa website dan komentar orang Jepangnya sendiri. CV yang ber-template sedemikian rupa polosnya bertujuan untuk menyeragamkan desain antar pelamar. Jadi satu-satunya hal yang bisa dibandingkan adalah konten CV itu sendiri, baik data diri, prestasi, kolom mengarang bebas yang disediakan, hingga tulisan tangan. HRD memang dituntut BANGET untuk jeli dalam melihat CV nya terlepas dari desain sehingga akan menimbulkan kesan yang objektif dan kesamarataan antar pendaftar karena tidak membandingkan desain CV nya. Oh iya, CV Jepang umumnya berjumlah hanya 1 lembar dan ditulis menggunakan tangan alias PAKAI PULPEN agar benar-benar terbaca kerapihan serta ketelatenan dalam menulisnya. Kendati demikian, beberapa perusahaan, terutama perusahaan yang masih muda kini juga memperbolehkan menulis CV secara diketik yang tentunya lebih memudahkan kita (apalagi kalau tulisannya ceker ayam).

_____ So, brace yourself kalau memang diharuskan mengirimkan CV yang ditulis tangan. Untungnya, selama ini aku selalu membuat CV dalam bentuk ketikan, baik itu untuk melamar pekerjaan maupun beasiswa ke Jepang. Mungkin ini bisa dibilang gaijin privilege alias privilese bagi orang asing karena orang asing tidak dituntut terlalu tinggi setinggi orang Jepang aslilnya dalam kemampuan berbahasa Jepangnya baik itu tertulis maupun lisan. Meski kita memainkan kartu sebagai gaijin, tentunya tidak ada salahnya jika kita belajar menulis CV dengan baik dan benar. Seperti apa sih? Berikut aku lampirkan contoh yang tersedia dan bisa diunduh dari doda melalui tautan ini , salah satu situs jobhunting ternama di Jepang. Kusarankan mengunduh yang formatnya Excel A4 Skill seperti yang ada di bawah ini karena ini yang paling aku suka pakai dan yang paling komplit jenis kolomnya.

Contoh template CV ala Jepang yang umum dipakai (source: doda)

Bagian Pertama : Informasi Wajib

  1. Tanggal pengisian: Diisi dari tahun, bulan, dan hari menggunakan numeral arab (1, 2, 3), bukan kanji ataupun huruf hijaiyah.
  2. Nama (bentuk furigana): Diisi nama panjangnya dalam huruf katakana sesuai dengan cara membaca namanya. Tidak hanya orang asing, orang Jepang juga tetap harus mengisi cara baca namanya lho, karena ada huruf kanji yang dibacanya “ireguler”, jadi biar tidak salah (misal: 長谷川 dibaca hasegawa, bukan nagatanikawa, atau 出雲 dibaca izumo, bukan dekumo)
  3. Nama (bentuk asli): Diisi namanya dalam huruf latin sesuai EYD. Kalau yang nama aslinya punya huruf tersendiri, seperti huruf Jepang, Korea, Tiongkok, Arab, dll, ya ditulis dalam bahasanya masing masing.
  4. Jenis kelamin: Cukup lingkari saja sesuai jenis kelaminnya, pria atau wanita.
  5. Tanggal lahir: Diisi dengan urutan tahun, bulan, dan hari. Setelahnya, tulis umurnya sudah genap berapa tahun.
  6. Foto: Untuk CV yang dikirimkan dalam bentuk hard copy sebaiknya menggunakan foto yang tercetak dalam pada kertas foto sedangkan untuk soft copy, bisa menggunakan ctrl+v saja dari filenya (timpa aja tulisannya).
  7. Alamat sekarang: Bagian kolom atasnya ditulis dengan furigana cara baca alamatnya sedangkan kolom yang lebih besar d bawahnya diisi dengan alamatnya dalam tulisan asli. Bagian yang bertanda 〒 dalam tanda kurung diisi dengan kode pos (Indonesia kode posnya 86554). Sebisa mungkin, alamatnya agak diirit, yang penting memuat nama jalan, nomor rumah, blok, kota, provinsi, dan negara (kalo di Indonesia). Kecamatan dan kelurhaan bisa ditulis kalau muat (di alamat asli sih muat, tapi di furigana agak susah karena kolomnya sempit).
  8. Alamat yang bisa dihubungi: Sama aja dengan konten yang harus ditulis dengan butir di atasnya, tapi kalau alamat yang bisa dihubungi sama dengan alamat sekarang (misal: tinggal bareng ortu, atau emang punya rumah sendiri dan tinggal menetap disana), bisa ditulis dengan 同上 (dōjō, sama dengan diatas), jadi nggak usah menulis semuanya lagi. Kalau alamat aslinya beda dengan alamat tinggal sekarang (misal: ngekos, ngontrak bareng teman), baru deh ditulis alamat aslinya.
  9. Kontak (email dan telepon): Ada juga jenis CV yang mencantumkan kolom FAX selain email dan telepon. Jangan lupa untuk menambahkan kode (+62) jika nomor teleponnya nomor Indonesia. Bagian yang di atas merupakan email dan nomor telepon alamat sekarang sedangkan yang bawah adalah email dan nomor telepon untuk alamat yang bisa dihubungi. Sekali lagi, kalau sama tulis aja 同上.
Contoh CV ala Jepang bagian 1 (source: personal gallery & Irasutoya)

Bagian Kedua : Riwayat

_____ Karena ini umumnya berada di tabel yang sama, jadi harus memperhatikan penggunaan kolomnya banget. Untuk penulisannya, di kolom sebelah kiri diisi tahun, kemudian yang di tengah diisi bulan, dan yang paling panjang diisi dengan riwayatnya (belajar/bekerja). 1 institusi bisa memakan lebih dari 1 kolom (terutama riwayat kerja). Jangan lupa, tuliskan tanggal masuk dan keluarnya, jangan cuma masuknya ajah.

  1. Riwayat pendidikan: Bagian ini ditulis pendidikannya mulai dari SMA hingga kuliah. Untuk kuliah, tidak hanya ditulis nama institusinya aja, tetapi juga fakultas dan jurusannya. Untuk sekolah amupun kuliah minimal akan memakan masing-masing 2 baris, yaitu untuk tanggal masuk dan kelulusan.
  2. Riwayat pekerjaan: Bagian ini ditulis dari awal masuk kerja, kemudian bekerja sebagai apa di divisi mananya. Kalau udah pernah keluar dari perusahaan, tulis juga tanggal keluarnya kapan. Di bawah baris yang menjelaskan awal masuk kerja, jika masih muat, tidak wajib tapi akan lebih baik jika ditulis profil perusahaannya secara singkat (misal: besarnya perusahaan, bergerak di bidang apa, capital nya, dll).
Contoh CV ala Jepang bagian 2 (source: personal gallery)

Bagian Ketiga : Deskripsi Diri

  1. Kemampuan – Surat izin: Bagian ini diisi kemampuan diri yang sudah terverifikasi dan terukur, misal kemampuan Bahasa Inggris TOEFL IBT 115 atau lulus ujian Bahasa Jepang N1 dengan skor 178/180. Bisa juga sertifikasi dalam hal lain seperti auditor HACCP, sertifikasi akuntansi CPA (kalo di Amerika), dll. Adapun untuk surat izin yang dimaksud adalah surat izin seperti SIM A, SIM B, SIM C, atau surat izin mengemudi pesawat pribadi misalnya, itu juga bisa dimasukkan.
  2. Penjabaran diri: Bagian ini merupakan bagian yang paling kompleks dan subjektivitasnya cukup tinggi karena setiap orang pasti akan berbeda beda. Tulisannya bisa dimulai dari kegiatan waktu kuliah, mulai dari belajar tentang apa, ikut organisasi apa, pernah mengikuti kegiatan atau lomba apa, hingga apa yang dipelajari dari semua itu (misal: dengan ikut BEM dan jadi ketuanya, jadi belajar memimpin puluhan orang dengan latar berbeda dengan anggaran minimalis). Setelah itu, dilanjutkan juga kenapa ingin melamar ke tempat yang dituju (universitas/tempat kerja), apa yang sudah diselidiki seputar perusahaan, dan lainnya. Intinya disini menjelaskan kalo kita worthy untuk diterima.
Contoh CV ala Jepang bagian 3 (source: personal gallery)

Bagian Keempat : Rincian lainnya

  1. Waktu tempuh untuk ke tempat kerja: Bagian ini sebenarnya khusus untuk mereka yang tinggal di Jepang, tapi mungkin bisa dipakai juga untuk perusahaan Jepang yang di Indonesia. Tulis aja makan waktu berapa lama dalam menit hingga jam untuk sampai ke tempat kerja.
  2. Pasangan dan Tanggungan: Kolom ke 2 berisi jumlah orang yang ditanggung non-keluarga, kolom ke-3 berisi ada-tidaknya pasangan, dan kolom ke-4 berisi wajib-tidaknya menanggung pasangan. Disini ada setidaknya 6 klausul untuk menentukan statusnya, jadi bukan berarti namanya ada di KK main tulis aja (sebagai catatan, 有 = ari, ada, dan 無 = nashi, tidak ada).
    1. Tinggal sendirian, lajang, menjomblo? silakan isi kolom ke-2 dengan angka “0” dan lingkari 無 sebanyak 2x di kolom ke-3 dan 4.
    2. Sudah menikah dan pasangan bekerja dengan pendapatan per tahun ≥1.300.000 yen? maka isi kolom ke-2 dengan angka 0, lingkari 有 di kolom ke-3, dan 無 di kolom ke-4.
    3. Sudah menikah dan pasangan bekerja dengan pendapatan per tahun <1.300.000 yen? maka isi kolom ke-2 dengan angka 0, lingkari 有 di kolom ke-3, dan 有 di kolom ke-4.
    4. Sudah menikah, pasangan bekerja dengan pendapatan per tahun <1.300.000 yen dan anak 1? maka isi kolom ke-2 dengan angka 1, lingkari 有 di kolom ke-3, dan 有 di kolom ke-4.
    5. Sudah menikah, pasangan dan anak bekerja dengan pendapatan per tahun <1.300.000 yen? maka isi kolom ke-2 dengan angka 1, lingkari 有 di kolom ke-3, dan 有 di kolom ke-4 (*pekerjaan buat anak-anak nggak ada yang sampai lebih dari 1.300.000 yen setahun).
    6. Masing lajang dan tinggal bersama kedua orang tua? maka isi kolom ke-2 dengan angka 2, lingkari 無 di kolom ke-3, dan 無 di kolom ke-4. (Orang tua, baik bekerja atau tidak, tetap nggak bisa dimasukin ke dalam daftar tanggungan, hiks)
  3. Harapan yang diinginkan dari perusahaan: Nah ini nih yang bikin beda sama CV lain. Jadi di CV Jepang, kita bisa request kita butuh apa dan perlu kondisi seperti apa. Karena umumnya budaya kerja di Jepang adalah bekerja untuk seumur hidup. Ya, dari awal masuk sampe ntar pensiun atau bertemu Yang Maha Kuasa, diharapkan tetap bekerja di perusahaan yang sama. Makanya perlu adanya deal-dealan antara pelamar dan perekrut, seperti halnya kolom ini biar nanti pas kerja (atau kuliah) udah sama-sama saling tahu. Bisa diisi dengan keinginan seperti tidak bisa pulang lembur, perlu tunjangan transportasi karena rumahnya jauh, atau bagi yang muslim mungkin bisa menuliskan klausul tidak bisa ikut minum pas nomikai (acara minum-minum) dan perlu waktu sholat, ataupun kebutuhan untuk penyandang disabilitas. Pokok’e, jujur-jujuran aja, perkara nanti diterima atau nggak ya urusan belakangan. Tapi, kalau minta diberi pertimbangan terkait 1 hal, setidaknya tulis juga akan melakukan apa sebagai gantinya. (SERIUS, kolom ini penting loh buat diisi dan ngefek banget).
Contoh CV ala Jepang bagian 4 (source: personal gallery)

_____ Nah, itu dia deskripsi dan potongan contohnya (yang tentu saja semuanya samaran, alias tidak nyata) untuk menulis CV Jepang (warna font untuk menulis harus hitam ya, ini dibuat merah dan ukuran gede biar mentereng aja pas dibaca di website ini). Tentu saja bentuk CV yang lain juga ada, seperti CV yang kolom skill dan penjabaran dirinya lebaaaarr banget, tapi kolom permintaannya cuma secuil, jadi disesuaikan dengan kebutuhan aja mau yang bagaimana (yg kutulis disini cukup all-round). Saat menulis, pastikan dalam 1 lembar (kecuali bagian informasi wajib) ditulis dalam 1 bahasa saja (entah Inggris ataupun Jepang). Meskipun yang kupakai sebagai contoh adalah penggalan terkini, yaitu yang kupakai untuk melamar beasiswa MEXT, tapi letak perbedaan besarnya hanyalah di bagian penjabaran diri alias 自己PR. Jadi, yuk coba bikin CV ala Jepang, entah itu ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Jepang, kali aja bermanfaat dan terpakai suatu saat nanti~

では、以上

2 thoughts on “Menulis CV ala Jepang

Add yours

  1. Aku baru tau loh kode pos indonesia ituuu.. aku biasanya lgsg aja kode pos daerah wkwkwk krna mikirnya kan udh ada nama negaranya heuheu

    Like

    1. Iya kak Indah. Biasanya sih bisa langsung aja soalnya tukang posnya udah tau dari ngeliat nama negaranya. Cuma yaah, kode pos negara DOES EXIST, meskipun nggak selalu terpakai hahaha

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: