_____ Setelah melirik “sneak peek” dari yang kita dapatkan saat menjadi peserta magang, mari kita beralih ke topik utama, yaitu kegiatan magangnya sendiri. Tentu aja kita magang tidak cuma numpang dapat makan enak dan merasakan hotel mewah, tapi kita juga belajar banyak hal. Radit contohnya, yang mendapat host company yang bergerak di bidang sensor IoT (Internet of Things) yang akan diaplikasikan ke pekerja lapangan, terutama yang bekerja dalam area yang penuh bahaya seperti pertambangan dan konstruksi. Selain per-IT an? Ada Pavita dan Fathan yang mendapat host company berupa perusahaan pembuat mesin pengolah limbah dan air bersih sehingga air limbah yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga bisa mencapai standar jernih dan layak pakai dengan lebih mudah (jadi nggak memberatkan kinerja PDAM). Pengen yang lebih Jejepangan (baca: wibu)? Ada Andi yang mendapat host company yang bergerak di bidang periklanan dan media, yang tiap hari bahasannya nggak jauh-jauh dari manga, anime, dan dorama. Aku sendiri mendapat perusahaan yang bergerak di bidang bahan tambahan pangan, khususnya pengemulsi, pengental, perisa, dan sebagainya.
_____ Kegiatanku sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu regulasi dan pemasaran, maklum karena aku ditempatkan di bagian pengembangan bisnis di perusahaan tempatku magang. Di “jilid” 1 magang, aku lebih banyak mengerjakan perihal regulasi (meskipun di akhirnya sudah mulai mengerjakan yang bagian pemasaran, sampe dibilang ngerjainnya kecepetan, gatau harus senang atau sedih dibilang gitu sama kachō). Untuk “jilid” 2 nya sendiri, kegiatan magangnya diisi dengan hal-hal yang berbau dengan pemasaran, survey, dan tentu saja: cuan. Seperti apa sih gambaran kegiatannya?
_____ Untuk bagian regulasi, kerjaanku yang utama adalah menjelaskan dan menerjemahkan aturan pangan yang berlaku di Indonesia, khususnya tentang bahan tambahan pangan yang sudah diregulasi oleh BPOM serta tata cara memperoleh nomor izin edar. Tak hanya itu, aku juga perlu menjelaskan dan menerjemahkan aturan terkait kehalalan juga. Kedua informasi tersebut tentu sangat penting, apalagi jika perusahaan tempatku magang kelak akan membuka pabrik di Indonesia sehingga perlu untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Beruntung, beberapa penjelasanku cukup “digubris” hingga saat magang berakhir perusahaanku sedang dalam tahap mengurus sertifikasi halal dari “MUI nya Jepang”. Selama masa ini, aku juga mengajak rekan kerjaku untuk menghadiri webinar seputar halal dan kosher yang diadakan oleh Mitsubishi group dan 農林水産省 (Nōrinsuisanshō, alias kementerian pertanian, kehutanan, dan perikanannya Jepang). Di “jilid” ini, aku banyak belajar lebih dalam tentang peraturan pangan di Indonesia (yang bahkan aku aja lupa-lupa ingat^.^”) serta peraturan pangan yang ada di Jepang dan beberapa negara lainnya. Dan hingga saat postingan ini ditulis, informasi seputar pangan dari Indonesia dan negara lain (seperti Thailand, Vietnam, UEA, Amerika, dll) kini sudah bisa dibaca dan diunduh secara luas di websitenya Nōrinsuisanshō (dalam 日本語 tentunya). Mantaplah…. sehingga perusahaan yang ingin memperluas usaha atau bahkan membuka cabang di luar negeri bisa lebih sigap dengan aturan pangan di masing-masing negara.
_____ Untuk bagian terkait pemasaran, mula mula aku melakukan survey terhadap produk yogurt, saus dan kondimen, es krim, serta BTP di Indonesia. Untuk survey di lapangan terkait tampilan produk, komposisi, harga, serta penjualan, aku pergi bersama Andi yang juga melakukan survey produk dan layanan yang menggunakan tokoh kartun Jepang (kan doi kerja di perusahaan media gitu). Untuk transportasinya sendiri sudah ditanggung oleh perusahaan, jadi selow aja, tinggal cus menuju lokasi survey dari warung, pasar tradisional, hingga mall mewah. Tak hanya survey produk, aku juga melakukan survey perusahaan pembuat produk tersebut serta distributor yang ada di Indonesia. Aku juga melakukan survey persepsi dan preferensi masyarakat Indonesia terhadap produk-produk yang menggunakan hidrokoloid seperti yogurt, es krim, mayonnaise, dan sebagainya. Bosan survey daring dengan google form yang gitu gitu aja? tenang, aku menggunakan media lainnya yang lebih ciamik dari segi tampilan dan penggunaan dan bisa kuatur hingga surveynya tampak seperti chat dengan mimin olshop, hehehe.
_____ Kepo dengan teman-teman lainnya melakukan apa? Mereka juga dapat kerjaan yang ga kalah seru, seperti Andi yang survey barang dan jasa yang menggunakan tokoh anime (bisa kemasan makanan, minuman, iklan, majalah, dll) serta memantau layanan streaming siaran Jepang. Radit? Ah dia sih berkutat dengan IoT yang bermanfaat bagi pekerja lapangan, jadi kalau misalnya ada pekerja yang dehidrasi atau mengalami kecelakaan kerja (mulai dari yang ringan hingga berat), semua bisa terlacak dan tercatat. Jadi nggak ada tuh nanti yang bohong soal kecelakaan kerja, ataupun atasan yang menutup-nutupi pekerjanya yang sakit di tempat kerja. Pavita dan Fathan? Mereka malah ada kunjungan pabrik secara daring, jadi bisa tahu tentang perusahaannya lebih dalam.
Asik khan? Lantas, gimana dengan aktivitas harian, yakali cuma kerja-kerja-kerja!
_____ Oh tidak, kita juga tetap bersenang senang kok di jam istirahat, setelah selesai jam kerja pun kita kadang masih hepi-hepi. Di jam istirahat kita diperbolehkan menggunakan smart monitor di ruang rapat untuk karokean (sepertinya ruang rapatnya juga kedap suara). Seusai kerja pun kita kadang jalan jalan keluar, atau sekedar foto-foto di hotel (dan bagian atap tentunya) yang pemandangannya cool abiz. Tak hanya itu, kita juga pernah berolahraga bareng di GBK, yah anggap saja sokrab, alias sore keakraban (bosen kan kalo makrab mulu ^o^). Karena di awal “jilid” 2 kafe yang dirancang Radit sudah jadi, kita juga beberapa kali nongkrong di kafenya, untuk sekedar melepas penat, bercerita, dan bercengkrama bahkan hingga setelah magang selesai.
_____ Seperti hari itu, yang cerah sepanjang hari (walau ga cerah cerah amat sih soalnya di sebagian langit berawan lebat dan malamnya hujan), kami memutuskan untuk berfoto bersama seusai jam kerja selesai. Foto di depan hotel? ah biasa banget. Foto di dalam hotel? kurang greget ah! Foto di atas hotel? Nah ini dia!. Beruntung ruang rapat kita memiliki pintu darurat yang terhubung ke atap hotel lantai 3 (hotelnya punya beberapa atap sih di beberapa lantai). Namanya juga atap di bangunan tinggi, tak heran kalau anginnya cukup kencang sampai bisa bergaya dengan rambut yang sedikit berterbangan hehe. Seusai berfoto di atap lantai 3, aku melihat tangga menuju lantai diatasnya. Karena penasaran, aku pun mengajar mereka untuk naik tangga (buat yang berani aja, kalau takut bisa naik). 1 per 1 dari kami pun naik ke atas, dimulai dari Radit, Andi, aku, Mas Fauzi, Pavita, dan diakhiri dengan Fathan yang agak-agak gemetaran karena takut menaiki tangga. Pemandangan dari atas (yang berarti lantai 4) rupanya lebih wow karena tidak banyak terhalang tiang dan pepohonan sehingga kami bisa melihat pemandangan yang lebih luas.
_____ Naiknya ternyata lebih mudah ya dari turunnya, setidaknya begitulah yang terjadi karena kami saat setelah berfoto dan memeriksa pintu darurat, Mas Fauzi mendapati bahwa ternyata pintunya sudah terkunci (mungkin petugas yang membersihkan ruangannya yang mengunci). Alhasil, kami pun harus keluar melalui lift lantai 4 secara legal. Agak malu sih karena di lantai 4 terdapat beberapa staf di terasnya dan kehadiran kami menimbulkan tanda tanya karena para staf merasa tidak pernah melihat ada orang keluar dari balkon. Dengan perasaan agak malu-malu gimana gitu, kami pun akhirnya menuruni lift bersamaan dengan mas petugas yang membawa barang. Huhuhu, pengalaman yang seru dan asik sih karena bisa main bareng dengan teman-teman sekaligus mencari tantangan (baca: masalah), tapi malunya itu lho. Setidaknya pengalaman tersebut adalah pengalaman membandel pertama dan terakhir di Hotel Shangrila karena selanjutnya kami hanya sekedar main-main di dalam hotel saja. Akhir kata, Hotel Shangrila Jakarta memang top banget karena fasilitasnya lengkap dan nyaman, staf nya pun ramah-ramah. Yang paing penting adalah penerapan prokes di dalam hotelnya yang ketat serta kebersihan ruangannya yang selalu terjaga sehingga sangat WORTHY untuk menginap dan mengadakan acara.
Biru yang menjulang tinggi (source: personal snapshot)
_____ Sebagai tambahan, berhubung banyak istilah khusus dalam Bahasa Jepang untuk bidang bidang tertentu seperti medis, perbankan, administrasi, hingga pangan, berikut kutulis beberapa kosakata yang mungkn bisa bermanfaat kalau kita menjadi penerjemah/interpreter ataupun bekerja di perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pangan. cekidot!
- (インドネシアの / 国家) 医薬品食品監督庁 = (Indonesia no/Kokka) Iyakuhin-shokuhin kantokuchō = BPOM RI
- (インドネシアの / 国家) 保健省 = (Indonesia no/Kokka) Hokenshō = Kemenkes RI
- (インドネシアの / 国家) 基準機関 = (Indonesia no/Kokka) Kijunkikan = SNI
- 食品添加物 = Shokuhin tenkabutsu = Bahan tambahan pangan
- 規制 = Kisei = Peraturan
- 機能 = Kinō = Fungsional
- 消泡剤 = Shōhōzai = (Zat) pembuih
- 固結防止剤 = Kokabōshizai = (Zat) anti kempal (anti-caking)
- 酸化防止剤 = Sankabōshizai = (Zat) antioksidan (Sanka nya sendiri berarti oksidasi)
- 乳化剤 = Nyūkazai = (Zat) pengemulsi
- 保湿剤 = Hoshitsuzai = (Zat) pelembab
- 香料 = Kōryō = Perisa (Flavor)
- 甘味料 = Kanmiryō = Pemanis (yang manis beneran, bukan sekedar janji manis wkwk)
- pH 調整剤 = pH chōseizai = Pengatur pH
- 保存剤 = Hozonzai = (Zat) pengawet
- 増粘剤 = Zōnenzai = (Zat) pengental
- ゲル化剤 = Gerukazai = (Zat) pembentuk gel
- 安定剤 = Anteizai = (Zat) penstabil
- 着色料 = Chakushokuryō = Pewarna
- 次亜塩素酸ナトリウム = Ji-a ensosan natoriumu = Natrium hipoklorit
Jadi begitulah kegiatanku selama magang, ada sesi serius, tapi ada juga sesi santainya. Lalu, gimana dengan akhir dari magangnya? Mari simak di postingan selanjutnya!
Bersambung >>>
Leave a Reply