_____ Hai yang punya mantan (kalo punya), iya kamu… Pernahkah kamu membuang barang mantan yang kamu punya? Bukan, bukan mantan kekasih, tapi barang yang telah kamu gunakan sebelumnya tapi kamu sudah tidak memakainya lagi atau barang tersebut sudah berkurang fungsinya, alias barang bekas. Kata mantan rasanya sama tapi beda ya dengan bekas dalam Bahasa Indonesia. Nah di Indonesia sendiri, barang bekas umumnya dibuang karena dianggap sudah tak layak pakai (atau memang sudah beneran tak layak pakai), baik itu karena sudah tidak mode ataupun memang sudah tidak bisa berfungsi seperti sedia kala, cacat, atau bahkan rusak. Namun, ada juga yang mendonasikan barang bekasnya kepada pihak yang kurang mampu atau sedang membutuhkannya. Selain dibuang dan dihibahkan, barang bekas juga ada yang dijual kembali baik di toko daring maupun toko luring (baca: pasar loak) karena masih dianggap mempunyai nilai guna. Tapi, itu kan di Indonesia, gimana dengan di Jepang, apakah sama?
_____ Di Jepang, barang bekas umumnya ditemui dalam kondisi yang masih layak pakai, atau setidaknya masih memiliki cukup faedah bagi pengguna selanjutnya. Kita bisa menemui barang bekas di toko daring (seperti Mercari), toko luring, 0 yen market (baca Fumidasou! 36), hingga kontainer sampah. Okay~ toko daring, toko luring, 0 yen market looks fine, tapi kontainer sampah? Eits, jangan salah sangka, kontainer sampah atau gomi bako (ゴミ箱) merupakan tempat untuk mencari barang bekas termudah dan termurah karena gratis. Di Ichinoya sendiri, banyak orang membuang barang bekasnya, baik itu pakaian, elektronik, mebel, hingga pernak-pernik. Alasannya? karena buang sampah di Jepang secara legal untuk barang-barang tersebut cukup sulit dan terkadang perlu mengeluarkan sejumlah uang, terlebih jika barangnya berukuran besar. Kebanyakan pembuan berasal dari orang yang benar benar berniat membuang karena alasan fungsionalitas, tetapi ada juga orang yang studinya sudah selesai dan akan kembali ke negaranya serta tak memiliki kenalan untuk diwariskan ataupun orang yang akan pindah kosan tapi kosan barunya tidak cukup untuk menampung. Alhasil, ditimbunlah di gomi bako agar dianggap sebagai sampah berukuran besar tanpa perlu mengeluarkan uang untuk menyingkirkannya (tapi sekarang dipasang CCTV sih biar tau siapa yang memasukkan sampah secara ilegal).
_____ Barang bekas = kotor dan tak higienis? Bisa jadi. Barang bekas = sudah compang-camping dan tak layak pakai? mungkin juga. Barang bekas = masih bermutu bagus? masa sih. Itulah kata kata yang mungkin terbayangkan kalau belum melihat toko barang bekas di Jepang. Di Jepang, barang bekas yang masih layak guna atau bahkan seperti baru juga ada loh yang dijual di toko luring secara legal, bahkan banyak. Di Tsukuba sendiri, ada beberapa toko barang bekas yang boleh banget buat disurvey dan dijadikan referensi untuk memenuhi kebutuhan selama tinggal di Jepang. Aku pun pernah membeli beberapa barang dari salah satu toko-toko ini, termasuk untuk oleh-oleh yang akan kubawa ke Indonesia saat akan pulang nanti. Selain karena harganya miring, kualitasnya pun lebih terjamin dibandingkan mengambil barang bekas di gomi bako. Apa aja tokonya? Yuk lihat di bawah ini!
1. ) Hard Off Group

_____ Hard Off group merupakan salah satu waralaba terbesar di Jepang untuk urusan barang bekas. Hard Off group berisikan 7 anak perusahaan yaitu:
1. Hard Off yang fokus dalam menjual elektronik, alat musik, jam tangan, dan barang lainnya
2. Off House yang menjual perabotan rumah tangga, alat olahraga, dan barang-barang penting dalam rumah
3. Hobby Off yang menjual barang koleksi seperti kartu koleksi, figurin, mainan, dan sejenisnya
4. Garage Off yang menjual suku cadang kendaraan hingga perlengkapan kendaraan
5. Mode Off yang menjual pakaian, tas, dan asesoris, termasuk pakaian, tas, dan asesoris bermerek
6. Liquor Off yang menjual miras, mulai dari sake, whisky, dll
7. Book Off yang menjual buku pelajaran, komik, novel, dan buku-buku lainnya
Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di https://www.hardoff.co.jp/
_____ Selain barang bekas, Hard Off group juga memiliki toko barang baru lho yang bernama Book On (cuma beda On berarti baru dan Off berarti seken). Di Tsukuba, aku baru melihat 1 gerai Book Off yang terletak di Jalan Sakura, arah yang sama untuk pergi ke supermarket KASUMI atau JASON dan 100 yen shop SERIA. Untuk cabang Hard Off Group yang lainnya, aku baru melihat Hard Off yang tergabung dengan Off House di daerah Kenkyūgakuen, arah yang sama untuk pergi ke IIAS Tsukuba ataupun Don Quijote. Nah, keunikannya dari toko barang bekas Hard Off group adalah bahwa kita bisa membeli barang dengan fokus karena beberapa gerai hanya terdiri dari 1 cabang saja. Di gerai lainnya, Hard Off group juga terkadang menyatu 1 sama lain, baik itu 2,3,4 atau mungkin lebih anak perusahaan dalam 1 bangunan. Karena aku sama sekali belum pernah masuk ke salah satu cabang Hard Off group dan baru hanya sekedar dengar aja, jadi aku skip untuk memberikan review mendetail.
2. ) WonderRex

_____ Nah, kalau WonderRex aku cukup familiar karena aku baru sudah beberapa kali mengunjunginya, baik membeli ataupun melihat lihat, baik sendiri maupun bersama teman-teman ataupun Pak Supri. WonderRex di Tsukuba ini cukup luas dan tampilannya seperti pusat perbelanjaan 4 lantai (sepadan dengan Ramayana di Indonesia secara ukuran). WonderRex di Tsukuba ini menjual banyak sekali jenis barang dalam 1 gedung seperti di lantai 1 bisa ditemui pakaian, tas, dan sepatu untuk wanita, lantai 2 yang berisi pakaian, tas, dan sepatu pria, lantai 3 yang berisi barang kesenian dan barang mahal, serta lantai 4 yang berisi barang elektronik, game, dan alat olahraga. Aku sendiri pernah membeli baju hangat untuk keluargaku di Indonesia kalau seandainya suatu hari nanti akan ke luar negeri, terutama Jepang. Tak hanya itu, aku juga pernah melihat lihat beberapa konsol game seken seperti New Nintendo 3ds dan PSVita yang harganya murah banget hingga 3000-4000 yen (sekitar 400-500 ribu rupiahan).
_____ Interior toko ini cukup nyaman dan direktorinya pun memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang akan dibeli. Untuk kualitas barangnya sendiri menurutku cukup lumayan karena terdapat pengecekan yang ketat untuk barang seken yang ingin dijual. Semakin bagus barangnya, tentu harga jualnya akan semakin tinggi sedangkan semakin jelek barangnya maka harga jualnya akan semakin rendah, atau bahkan bisa ditolak oleh pihak WonderRexnya. Hal yang patut diacungi jempol adalah bahwa WonderRex juga menjual beberapa kaset game bekas baik itu untuk konsol Nintendo maupun Sony, bahkan yang cukup langka sekalipun. Aku awalnya tergoda untuk membelinya, tapi…. sayangnya prioritas kesehatan dompetku lebih utama, hehe..
_____ Untuk lokasinya sendiri, WonderRex terletak di sebelah LALA Garden, di depan Hamazushi (baca Fumidasou! 57). Letaknya ini cukup terjangkau dari Kampus Tsukuba dan Tsukuba Center apabila menggunakan sepeda, namun jika kita berjalan kaki nampaknya akan cukup memakan waktu mengingat kita harus melewati beberapa lampu merah dan tempatnya sendiri tidak dekat-dekat amat kalau dari Tsukuba Center. Alternatif lainnya adalah mengggunakan bis dalam kota dan berhenti di LALA Garden sehingga tinggal jalan sedikit saja sudah sampai di WonderRex. Pokoknya, cukup perhatikan gedung dengan warna hijau dan hitam dominan karena hanya gedung WonderRex sajalah yang berwarna hijau lumut terang di daerah itu, lengkap dengan tulisan WonderRex dan Tax Free Shop nya. Untuk lebih jelasnya bisa mengecek di tautan https://www.wonderrex.jp/shop/ .
3. ) 2nd Street

_____ Sesuai dengan namanya 2nd Street merupakan toko barang seken yang khusus menjual pakaian dan sepatu, terlebih yang digunakan oleh kaum muda (atau muda menuju dewasa). Jenis pakaian yang dijual pun beragam, mulai dari baju, celana, jaket, topi, rompi, dll dengan style yang cenderung basic, casual, preppy, bold, hingga feminine. Untuk tokonya sendiri sebenarnya tak terlalu besar, mungkin hanya seukuran konbini + sedikit lebih luas dengan desain yang dominan warna abu abu, hitam, dan putih. Aku sempat ingin membeli sepatu untuk mendaki gunung yang memiliki gerigi di bawahnya agar kakiku terlindungi dari angin musim dingin dan bisa berjalan di jalan yang bersalju atau jalanan yang licin setelah hujan musim dingin. Saat kutemukan sepatu yang kucari dengan merk Timberland dan harga hanya 3000 yen, aku sempat skeptis kenapa hanya dihargai semurah itu padahal masih bagus (murah sih bagus, tapi kalau terlalu murah jadi curiga ga sih?). Rupanya, bagian dalam sepatu, terutama pijakan kaki sudah keropos busanya sehingga tidak rata saat dipakai hingga akhirnya aku tidak jadi beli. Namun, jika ingin membeli baju atau jaket, tempat ini bisa dibilang lebih oke lah dibandingnkan WonderRex karena stylenya yang lebih cocok dengan anak muda. Di bagian kiri 2nd street juga terdapat bagian yang menjual kaset game, namun kaset game yang dijual lebih ke game yang kekinian seperti game PS3, PS4, dan Nintendo Switch.
_____ Untuk lokasinya sendiri, 2nd Street berada di arah selatan kalau dari Tsukuba Center dan lebih dekat daripada ke WonderRex. Selain itu, akses ke 2nd Street juga lebih mudah karena kita bisa hanya tinggal memacu sepeda atau berjalan sambung menyambung melewati jembatan dan taman Oikoshi menuju Tsukuba Center, kemudian hanya tinggal lurus saja sedikit hingga swalayan DAYZ TOWN lalu belok kanan menuju pertigaan dan belok kiri ke arah bangunan Okura Frontier Hotel. Jika naik bis dari kampus, bisa juga kita berhenti di Tsukuba Center dan tinggal berjalan di trotoar saja mengikuti arah selatan. Karena tokonya kecil dan tidak ada hal mencolok jika tampak dari luar, maka patokannya adalah gedung Tsukuba International Conference Center (yang ada batu bertuliskan EPOCHAL TSUKUBA). Untuk lebih jelasnya bisa mengecek apda tautan https://www.2ndstreet.jp/
Sekian info yang dapat kurangkum kali ini, semoga bermanfaat~
つづく~~>
Leave a Reply