_____ Sabtu, 13 Oktober 2018, Global Village Residence Hall. Aku mengikuti acara welcome party yang diadakan oleh PPI Ibaraki cabang Tsukuba. Acara ini merupakan acara musiman yang biasa diadakan saat musim gugur maupun musim semi karena di kedua musim tersebut mahasiswa baru datang. Wahh, nggak sabar rasanya pengen tahu ramenya orang Indonesia di Tsukuba karena kata Nomura-sensei, jumlahnya cukup banyak di Tsukuba, meskipun nggak sebanyak orang Vietnam atau Filipina.
_____ Aku berangkat dari asrama sekitar pukul 09.00 dengan sepeda biru dan tas selempang. Jalanan kampus sepi, yaiyalah siapa yang mau ngampus Sabtu (ada sih yang ga bisa ninggalin lab nya). Perjalanan menuju Global Village pun hanya sebentar, sekitar 10-15 menit setelahnya aku tiba di Global Village. Pintu dan dinding lantai dasar administration office yang terbuat dari kaca membuatku bisa melihat apa yang didalam, dan benar…sudah ada beberapa orang berjilbab di dalam, tak lain adalah Vanya dan beberapa ibu-ibu. Aku pun masuk ke dalam administration office, dan mengatakan kepada petugasnya bahwa aku mau menghadiri acara welcome party dari PPI, sambil menunjukkan ID card-ku. Kemudian aku pergi ke lantai atas, dimana aula / Global Village Community Center terletak. Ya, khusus Global Village, community centernya dijaga ketat oleh petugas Daiwa House.
_____ Di dalam sudah ada banyak orang, baik yang aku kenal maupun yang belum, mahasiswa maupun yang bukan. Di dalam sudah ada Raka, Nadia, Vanya, kak Arga, pak Supri dan keluarga,mas Fikry, Rira, dll. Di pojok ruangan ada banyak ciwi-ciwi sedang menyiapkan makanan, yang kayaknya makanan Indonesia. Karena masih beres-beres, aku pun ikutan merapikan meja dan kursi. Pukul 10, waktunya acara dimulai, sang MC pun maju ke depan, Raka dan Nadia. Setelah mengucapkan beberapa patah kata, disertai sambutan dari ketua PPI, kak Ridho, dan sambutan dari ketua organisasi sosial Jepang-Indonesia, Fumio Arai-san, “anak baru” pun dipanggil ke depan. Ada aku, Fedi (anak AIMS dari Binus), kak Jennifer (S2 komputer), kak Elfira (S2 farmasi), Emmanuel (exchange dari Fisipol UGM, tapi bukan AIMS), kak Arnold (S2 elektro), dan Izhar (S2 sistem informasi).
Uwaawww, rame juga yang dateng…

_____ Selesai perkenalan… waktunya main game yeaayy.. Apa tuh gamenya?? Permainan “kursi lagu”, yaitu permainan yang melatih kesadaran dan ketangkasan paha kita untuk duduk secepat mungkin. Ketika musik dinyalakan, semuanya mengelilingi kursi yang disusun melingkar, dan ketika musik dimatikan, semua harus berebut kursi dan duduk. Orang yang tidak kebagian kursi dieliminasi :(. Kami pun disuruh main rame rame dengan dedek-dedek cilik yang ada. Dan… aku kalah hehehe.. Pemenangnya dedek dedek yang emang lincah banget keluyurannya.

_____ Selamat Fira dan Tita, dapet hadiah piring chantique… Nggak kok, dapetnya camilan aja hehehe. Setelah itu, kita berberes kursi dan bersiap berfoto. Eh tampaknya dedek-dedeknya masih keluyuran kesana kemari, seru yaa kayaknya dek. Ibu ibunya sedang berusaha nangkap si dedek yang tampaknya udh sprint berkali kali dari ujung aula ke pangkalnya. Akhirnya, jadi juga foto bersama, komplit dengan Arai-san dan Yabe-san selaku perwakilan IIA. Hai, 1 2 3 chiizu~

_____ Selanjutnya adalah acara makan-makan. Budaya makan-makannya masih sama dengan di Indonesia, yaitu prasmanan, dengan nasi, lauk, sayur, dan minuman. Minumannya doang yang mungkin Jejepangan, karena nggak mungkin sedia jamu di Jepang wkwkkw, cukup sedia soda, teh, dan calpis. Sambil makan, aku ngobrol dengan Fedi yang sesama AIMS, dan menanyakan kenapa baru datang di minggu kedua Oktober ini. Ia pun mengatakan kalau COE nya baru turun akhir September dan harus mengurus keperluan kampus lainnya. Oaalaaah pantesaan~~~

_____ Setelah acara makan selesai, ada beberapa pengumuman yang akan disampaikan oleh Arai-san. Kak Ridho pun maju ke depan untuk menterjemahkan perkataan Arai-san (sasuga~ N1 memang beda, udah nyoba kanji kentei pula). Jadi, Arai-san ingin mengajak up to 2 volunteer untuk membantu penggalangan dana gempa dan tsunami di Palu yang melanda Ibu Pertiwi beberapa minggu lalu. Beliau mengatakan bahwa yang bersedia bisa menghubungi beliau, atau mengontak kak Ridho. Aku memberanikan diri untuk ikut, karena nggak ada kegiatan khusus ataupun tugas juga besoknya. Aku mencatat nomor telepon Arai-san dan Yabe-san, serta kontak LINE nya. Fedi pun diajak biar kenal dengan suasana Jepang, apalagi baru datang banget kemarin.

_____ Setelah selesai acara, kami membereskan aula, membuang sampah, merapihkan kursi, dan sebagainya. Setelah itu, peserta acara pulang ke kediamannya masing masing, termasuk aku. Tapi aku ngelayap dulu ke Kasumi untuk berbelanja kebutuhan harian, dan masak-masak. Senangnya bisa tau banyak orang Indonesia yang ada di Tsukuba, jadi merasa gak sendiri di sini.
_____ Oooh iya, omong-omong soal jumlah orang asing di Tsukuba, ternyata Indonesia termasuk banyak lho. Kata Nomura-sensei ada sekitar 120 an yang pelajar di Kampus Tsukuba, dan jika dihitung beserta keluarganya ternyata bisa lebih banyak, belum lagi yang bekerja. Dari sekitar 50.000 orang Indonesia di Jepang, setidaknya Tsukuba menyumbang hampir 1% nya :D.

Mau tau lanjutannya gimana petualanganku di Mito? Nantikan di post selanjutnya!
つづく~~>
Leave a Reply