Fumidasou! 14 – Oikoshi

_____ Kamis, 11 Oktober 2018, hari dimana aku hanya ada 1 kelas (gabut eakk!), yaitu kelas Japanese Computer & Word Processing (atau biasa disingkat kelas Wapuro). Nah makanya hari kamis merupakan hari yang pas buat belanja (selain pas malam hari) karena nggak terganggu, nongki juga bisa paginya. Pagi itu, aku memasak sosis yang kubeli minggu lalu di koperasi masjid. Ketika aku sedang memasak, muncullah 1 orang baru lagi, yaitu Emman (Emmanuel Lorenzo Vicentina) , atau panggil Enzo aja biar ga ketuker dengan Emmanuel lainnya di Tsukuba. Yak, seperti yang tergambarkan dari namanya, dia orang FIlipina (kebanyakan nama orang Filipina kan bergaya kebarat-baratan, khususnya Spanyol). Wajah dan perawakan orang filipina juga 11/12 sama orang Indonesia, jadi pasti susah dibedain kalo saling nyampur di keramaian. Dia merupakan seorang dari University of Philippines Diliman (UPD) sekaligus peserta AIMS juga.

_____ Kami pun berkenalan, sambil kepo-kepoan masak apaan. Oh, rupanya dia masak chicken wings gitu, gatau beli dimana itu chicken wings beku. Dia pun bertanya dimana aku beli sosisnya, apalagi mereknya bukan dari Jepang. “Oh ini sih beli di koperasi masjid, murah loh cuma 350 yen aja, udah banyak enak lagi, dan halal yang penting kalo buat gw”, jelasku. “Eh murah juga tuh. Boleh deh kapan-kapan nitip”, pesannya. “Okesyipp :D”. Obrolanpun berjalan lancar dan mulus, karena Bahasa Inggris orang Filipin bagus, enak didengar, dan nggak ada masalah pelafalan ataupun dialek yang kontras dengan penutur aslinya.

_____ Lalu ia pun mengajak, “Hari ini ada kelas nggak? Jalan-jalan yuk kemana gitu, gw udah ada sepeda nih!”. “Oh boleh tuh, sebelum gw masuk kelas jam 3 sore ntar. Jam 12 an aja berangkatnya! Kita ke taman Matsumi di daerah Oikoshi aja gmn? Gw liat dulu ntar di maps”, jawabku. OKEEYY, masih 3 jam lagi sebelum waktu yang ditentukan. Aku pun balik ke kamar, berniat untuk sarapan dengan sosis dan nasi yang sudah dimasak dari semalam. Uap hangat dari makanan pun mengharumkan seisi kamar, mengusir dinginnya udara musim gugur yang pagi itu berkisar 18 derajat. Meskipun cerah, mentari musim gugur di pagi hari tampaknya kurang ampuh untuk menghangatkan kamar meskipun jendela sudah dibuka lebar.

Rute
Rute dari Ichinoya ke Oikoshi-Taman Matsumi (source: Google Maps)

_____ Sambil makan, saatnya nonton 名探偵コナン, kartun detektif terbaik ke 2 yang pernah kutonton menurutku. Saat itu pula episodenya tentang pembunuhan yang berlatar musim gugur, pas dengan kondisi sekarang ini. Untung aku sudah download serialnya jauh jauh hari sewaktu masih di Indonesia, karena mendownload film/lagu di Jepang termasuk perbuatan ilegal dan bisa berurusan dengan aparat. Bahkan, ada rumor kasus di Tsukuba dimana mahasiswa asing dipenjara akibat download film, meskipun akhirnya bebas keesokan harinya karena sensei penanggungjawabnya memberikan klarifikasi. Bahkan kata teman Jepangku, nonton film b***p gak akan berurusan sama polisi karena legal, tapi kalo download filmnya, siap-siap ada yang ngetok apa-to (apartemen) besoknya. Ehhh taunya tukang pos, lho~o~

Sungguh, ini wifi 5G godaan. Pengen download episode detektif conan, kindaichi, dll~ Tapi daripada berurusan sama polisi kan repot. Nggak lucu aja ntar ada headline berita “SEORANG MAHASISWA ASAL INDONESIA MASUK BUI DI JEPANG KARENA DOWNLOAD LAGU BABY SHARK DUDUDU wkkwkw

_____ Pukul 12 teng, waktunya zuhur. Seperti biasa, kalo wudhu harus ngangkat kaki ke wastafel kamar demi irit air 100 yen di kamar mandi. Sebenarnya bisa sih wudhu di dapur, apalagi ada fasilitas air hangatnya, tapi semenjak ada notifikasi tertempel “DILARANG MENCUCI MUKA, MANDI, KERAMAS, ATAUPUN MEMBASUH ANGGOTA TUBUH LAINNYA DENGAN SENGAJA” yaaa jadi ogah wudhu di dapur. Mungkin kalo nggak kepergok sama petugas yang sering keliling sih gapapa, tapi siapa yang tau kalo tuh petugas tau-tau masuk asrama ichinoya 8 dan ke dapur pas lagi wudhu, bisa tertangkap BASAH >v<. Setelah sholat, aku bersiap menunggu Enzo di parkiran sepeda asrama. Yaah tapi namanya juga dari sesama negara berflower, telat telat dikit gapapa lahh, dan dia pun telat 10 menitan. Kami pun membuka kunci sepeda dan menggowes ke arah kampus dan menuju taman Matsumi.

Oikoshi glade 20
Tempat duduk dibawah pohon merambat (source: personal snapshot)
Saung oikoshi 20
Saung taman Matsumi di sisi timur (source: personal snapshot)

_____ Taman Matsumi ini merupakan taman besar yang ada di dekat komplek asrama Oikoshi kalau dari kampus setelah komplek Hirasuna dan RW Amakubo. Taman ini terletak di belakang rumah sakit kampus Tsukuba, rumah duka, pertokoan, dan SMPN Azuma. Ukurannya yang besar, lengkap dengan menara dan kolam besar di tengahnya membuat kami tertarik untuk main ke daerah sana sambil mengisi kegabutan. Jarak dari Ichinoya ke Taman matsumi pun tidak Jauh, hanya sekitar 15-20 menit menggowes, melewati jalan kampus dalam.

Rumah duka 20
Rumah sakit Universitas Tsukuba (kanan) dan rumah duka (kiri) dari taman Matsumi (source: personal snapshot)
Dove 20
Burung-burung merpati yang banyak “mampir” di taman Matsumi (source: personal snapshot)

_____ Kami pun berkeliling taman, sambil berjepret-jepret ria. Enzo juga termasuk orang yang hobi fotografi, terlihat dari gerakannya saat memotret objek. Karena bentuknya cenderung persegi, maka taman Matsumi memiliki 4 sisi yang boleh dibilang cukup kontras antar sisinya. Sisi utara yang dekat dengan pertokoan meiliki menara dan watching deck, sedangkan sisi selatan yang dekat rumah sakit dan rumah duka memiliki grove yang indah, lapangan rumput, serta taman bunga. Sisi barat yang mengarah ke Hirasuna memiliki taman bermain anak anak, sedangkan sisi timur yang mengarah ke kasuga memiliki saung. Sangat kontras antara tiap sisinya, buatan dan alami, tempat “nongkrong” bagi yang muda dan tua.

Oikoshi springs 20
Grove di sisi selatan taman Matsumi, dekat dengan rumah sakit dan lapangan rumput (source: personal snapshot)
Perosotan 20
Tempat bermain anak di sisi utara taman (source: personal snapshot)

_____ Kemudian karena kami penasaran dengan menara di taman ini, kami pun pergi ke watching deck yang ada di tepi kolam. Namun sayangnya untuk menaiki menara kami diharuskan membayar sekitar 500 yen (kalau nggak salah). Yak, nggak jadi deh! Akhirnya kami pun hanya memotret aja sambil keliling. By the way, kolamnya bagus ternyata, banyak bebek dan ikan, airnya pun jernih banget. Bahkan sampai bayangan menaranya terpantul dengan baik di airnya. Aku pun melihat jam… “ah masih setengah 2 lewat, santuyy lahh” pikirku. “Yuk zo, jalan jalan lagi ajah” ajakku.

Emman 20
Enzo keasikan foto burung merpati yang baru saja terbang bersama (source: personal snapshot)
Oikoshi tower 20
Menara taman Matsumi dan watching deck (source: personal snapshot)

_____ Kemudian kami menggowes lagi ke arah kasuga sedikit dan melihat ada yang nonjol” gitu. “Wih, apa tuh, perasaan kalo lewat jalan raya ngga ada begituan, apa aku yang nggak nyadar ya karena baru kali ini lewat kampus dalem?” Pikirku. Ternyata, itu adalah Museum Sains Tsukuba. Ya, museum ini identik dengan slogan kota Tsukuba yang bertajuk “SCIENCE CITY” karena kota ini banyak memiliki pusat riset, terlebih pusat riset antariksa. Pantesan kotanya tertata rapi, ternyata emang konsep sainsnya dapet banget. Maskot kotanya berbentuk roket, pas sekali dengan monumen museum yang terletak di tengah kota ini yang berbentuk roket. Aku jadi tertarik untuk foto-foto disini hehehe, apalagi di daerah sini daun daunnya sudah mulai menguning. Kece gituu

Science museum 20
Museum Sains Tsukuba, lengkap dengan monumennya yaitu roket antariksa kebanggaan Jepang (source: personal snapshot)

_____ Pelataran museumnya luas juga, pas banget buat jalan-jalan pagi/sore, lengkap dengan kolamnya. Plus, terdapat alunan musik yang diputar di videotron mini di depan museumnya. Saat kami kesana, banyak anak SD sedang berdarmawisata kesana.”Walah, rame nih kayaknya museumnya”, pikirku. Karena sudah jam 2, kami pun hanya berfoto-foto di depannya saja agar tidak kebablasan main di museum hehehe.

Kolam museum 20
Kolam depan museum sains Tsukuba. Dihiasi dengan pepohonan berdaun warna warni (source: personal document. Taken by Emmanuel Vicentina)

_____ Di sisi lainnya, terdapat jalanan dan jembatan menuju Tsukuba Center, tepatnya bagian terminal bus. Saat ini sedang ada pameran budaya dari regional timur laut (東北 – Tōhoku), terutama sake nya. Namun, karena aku nggak tertarik minum sake, akhirnya kami berkeliling walkway nya aja, apalagi spotnya instagramable banget! Di walkway ini terdapat perpustakaan Tsukuba. Jadi kalo mau baca-baca buku, bisa dateng ke sini. Jam museum sains akhirnya sudah menunjukkan pukul 2.15. Saatnya balik, gowes poooll.

Kasuga walk 20
Kasuga-Tsukuba Center walkway. Ala cover majalah kampus kan? (source: personal document. Taken by Emmanuel Vicentina)

Yap, akhirnya aku tiba di kelas dengan selamat. Selamat karena tidak terjadi apa apa, tapi was-was karena dosennya udah masuk. Semua mata tertuju padaku yang baru buka pintu :”D

Bagai bebek di air jernih………………………………………………………….~ya berenang”

つづく~~>

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: